Pandawa 5 Panglima Sites: Mobil Teknologi Penyelamat Dunia

Rabu, 25 Juli 2012

Mobil Teknologi Penyelamat Dunia

Sepertinya zaman sekarang mobil masa kini sudah tidak lazim bila tidak memiliki teknologi efisien. Hampir sama dengan seat-belt baris kedua.

Dahulu, efisiensi hanya didapat dari cara berkendara, mesin kurang dari 1.800 cc dan lalu lintas yang lengang. Sepuluh hingga duapuluh tahun lalu, banyak produsen mobil belum terlalu fokus pada efisiensi bahan bakar, karena perkembangan zaman saat itu hanya ada dua pilihan, membuat sebuah mobil hemat, atau ber-performa, tidak bisa dua sifat ini disatukan.

Sejak bumi dihadapkan dengan mulai menipisnya bahan baku fuel untuk ken­daraan, maka para engineerprodusen mobil memikirkan cara untuk mendapatkan performa yang memadai tanpa menambah konsumsi bahan bakar.

Kini, berbagai teknologi canggih telah diimplementasikan pada mobil-mobil baru. Bahkan para engineertelah mampu menghasilkan sebuah sinergi antara perfor­ma dan efisiensi bahan bakar serta emisi dengan standar tinggi. Benua Eropa sudah mulai memasuki era Euro 6.

Apa saja teknologi canggih yang sudah ada pada kendaraan modern saat ini? Mungkin Anda termasuk pemilik mobil canggih tersebut. Kami paparkan untuk Anda sembilan teknologi mesin yang memiliki kontribusi signifikan terhadap lingkungan.







HYBRID SYNERGY DRIVE
Teknologi ini khusus ada pada merek Toyota. Diperkenalkan pada model Prius generasi pertama, kini sudah berkembang pada sedan, SUV dan juga digunakan pada merek Lexus dengan nama Lexus Hybrid Drive.

Mesin Hybrid berarti penggabungan dua mesin yang saling bertautan dan saling membantu untuk memberikan daya dorong dengan tingkat efisiensi yang optimal. Dua mesin tersebut adalah mesin konvensional dan motor listrik dibantu de­ngan baterai.

Cara kerjanya cukup simpel walau sebenarnya sistem-nya sangat kompleks. Motor listrik (motor generator), terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi yang berbeda. Generator 1 bertugas mengisi baterai dan mensuplai tenaga ke generator 2. Selain itu generator 1 juga menjadi engine starter.

Sementara generator 2 bekerja sama dengan mesin konvensional untuk menggerak­kan mobil. Berkat karakteristik generator 2 bertorsi besar, membuat akselerasi mobil menjadi lebih halus terutama saat melaju dari keadaan diam. Ketika pengereman, kinetic brake pada generator 2 bertanggung jawab mengisi aliran listrik yang disimpan di baterai yang kemudian digunakan untuk membantu generator 1 saat start-up engine dan saat akselerasi.

Keuntungan dari mesin Hybrid adalah emisi nol saat dalam mode elektrik. Motor listrik akan bekerja saat mesin dinyalakan, dan tetap bekerja pada kecepatan rendah, sehingga tidak dibutuhkan bahan bakar sama sekali. Ketika baterai penuh pun, pengemudi bisa memilih mode EV (electric vehicle), yakni berkendara tanpa mesin dan hanya menggunakan tenaga listrik sebagai penggerak. Dan ketika terhimpit kemacetan, mobil berjenis hybrid lebih banyak menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang berkat penggunaan listrik saat dalam kondisi stop and go.

Namun kemampuan ini ada batasnya, dan akan menyalakan mesin seketika baterai sudah menipis. Sekadar informasi, baterai pada mesin hybrid tidak akan habis, tidak seperti handphone yang senantiasa harus diisi ulang, melainkan seperti reservoir air di rumah, ketika mendekati ambang batas, pompa air akan menyala dan mengisi kembali ‘bak air’ agar selalu tersedia air untuk kebutuhan rumah.








EFFICIENTDYNAMICS
Teknologi yang dikembangkan BMW ini tersedia pada setiap model BMW, baik yang menggunakan mesin bensin maupun mesin advanced diesel.

Apa yang dikembangkan oleh BMW bukan berupa mesin hybrid maupun mesin elektrik, melainkan rancang bangun serta teknologi yang diterapkan pada kendaraannya.

Para teknisi BMW berusaha mengembangkan teknologi me­sin yang mampu memberik efisiensi bahan bakar tanpa mengurangi kesenangan ber­kendara khas BMW. Salah satu yang turut mendapat ubahan adalah bodi yang dikembangkan dari bahan ringan.

Mesin pun mendapat sentuhan bahan magnesium dan aluminium agar mampu me­ngurangi bobot tanpa kehilang­an performa yang sudah diimplementasi pada kendaraan tersebut.

Penggunaan ban jenis run flat tire juga bertujuan agar tidak perlu lagi membawa ban serep yang juga menambah bobot kendaraan.

Beberapa model BMW yang dijual di Indonesia mendapat fitur Start/Stop yang berfungsi untuk penghematan bahan bakar. Caranya pun sederhana, pada keadaan berhenti, mesin akan mati secara otomatis dengan catatan kaki menginjak pedal rem. Ini berarti pengemudi diuntungkan dengan berkurangnya penggunaan bahan bakar, serta pengurangan gas karbon yang dihasilkan oleh knalpot yang merusak lapisan ozon. Penggunaan transmisi 8-speed pun berkontribusi memberikan efisiensi bahan bakar yang lebih optimal.

Hebatnya teknologi ini adalah (dan cocok untuk kondisi Indonesia), bahwa ia seolah bisa melihat cuaca dan lalu lintas. Mesin akan mati bila cuaca kurang dari 31ºC, bila terlalu panas, maka mesin akan tetap menyala dan tetap menghidupkan pendingin udara.

Fitur anyar yang juga termasuk dalam jajaran EfficientDynamic adalah ECO PRO yang pertama kali ada pada seri-1 hatchback teranyar. Fitur ini tidak hanya memberikan efisiensi semata, namun lebih kepada memberikan tips berhemat dan juga kemudahan pengemudi untuk mengatur sendiri sejauh apa ingin berhemat. Fitur ini sudah ada di hampir seluruh jajaran BMW terkini.









SKYACTIV
SkyActiv juga merupakan pengembangan teknologi terkini oleh Mazda yang baru dimiliki oleh SUV anyar, CX-5 yang segera akan dijual di Indonesia.

Teknologi ini tidak terlalu berbeda dengan BMW, yakni merupakan satu kesatuan pengembangan seluruh bagian pada mobil untuk mendapatkan efisiensi optimal.

SkyActiv terdapat pada mesin bensin (SkyActiv – G) dan mesin diesel (Skyactiv – D). Mengusung tema‘Innovating the Emotion of Motion’, para teknisi di Mazda juga mengembangkan seluruh komponen pada mobil agar pengemudi mendapat kesenangan berkendara tanpa melakukan pemborosan bahan bakar.

Pengembangan ini dimulai dari sasis yang lebih rigid agar handling lebih sempurna. Selain itu SkyActiv juga berhasil mengurangi bobot keseluruhan mobil hingga 100 kg, angka yang signifikan untuk sebuah kendaraan. Ini dicontohkan oleh pengendalian CX-5 yang memiliki karakteristik bagai sedan, walau berbentuk SUV.

Selain itu, pengembangan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar juga dilakukan pada sektor transmisi, baik itu manual maupun otomatis. Semua ini bertujuan memberikan pengemudi dan penum­pang pengalaman berkendara yang maksimal namun dengan penggunaan bahan bakar minimal.










BLUE EFFICIENCY
Pengembangan teknologi ‘green’ pada Mercedes-Benz menghasilkan tingkat efisiensi bahan bakar hingga 30%. Hal ini dicapai dengan menerapkan penggunaan material ringan pada sasis serta pengurangan bobot.

Transmisi baru yang digunakan pada kendaraan Mercedes pun menghantarkan tenaga lebih halus tanpa kehilangan momentum tenaga. Sistem start/stop pun membantu tingkat efisien lebih optimal, walau tidak tersedia di seluruh jajaran Mercedes secara standar.

Di Indonesia, pemilik Mercedes anyar terutama keluaran mulai 2010 sudah menikmati teknologi BlueEFFIENCY pada model dengan mesin CGI (Charged Gasoline Injection). Pada dasarnya, cara kerja mesin ini hampir sama dengan mesin common rail diesel yang menggunakan injektor kecil namun menghasilkan pembakaran yang optimal, selain itu pene­rapan turbo pada Mercedes juga membantu menambah daya tanpa menegak bensin terlalu banyak. Hal ini juga berimbas pada emisi yang rendah.

Desainer Mercedes juga berhasil menciptakan desain yang aerodinamis agar hambatan angin jadi berkurang. Semua bagian, mulai dari pengembangan mesin, sasis, transmisi serta teknologi menghadiahi pemilik Mercedes dengan jarak tempuh yang lebih jauh serta membantu lingkungan menjadi lebih bersih.








ECO DRIVE
Mode ECO adalah pilihan yang sudah banyak tersedia di beberapa kendaraan di Indonesia. Nissan Juke contohnya, memiliki tombol ECO yang akan memberikan efisiensi terhadap bahan bakar. Ketika tombol ditekan, perubahan akan terasa pada mesin dan transmisi. Tentu saja hal ini juga berkait dengan karakter pengemudi juga.

Infiniti G37 juga memiliki sistim yang unik. Ketika tombol ECO ditekan, karakternya akan berubah menjadi lebih santun. Perpindahan gigi terjadi pada putaran mesin rendah. Yang menarik adalah ketika pengemudi menekan pedal gas secara mendadak dan dalam, seketika G37 akan ‘menolak’ permintaan Anda dengan cara dan meng-kickback kaki pengemudi seolah mengingatkan bahwa pengemudi sedang berada pada mode ECO dan agar tidak menginjak pedal gas terlalu dalam.

Pada Mercedes-Benz CLS 63 AMG, pilihan pengendaraan ‘Comfort’ ketambahan mode eco dengan mengaktifkan start/stop system. Aneh rasanya ketika Anda memiliki mesin kapasitas 5.461 cc Biturbo V8 yang menyimpan potensi 700 Nm, namun memiliki eco mode. Saat berhenti di lampu merah, mesin akan mati. Tetapi hebatnya, saat menyala kembali, suaranya halus dan tidak mengeluarkan ciri V8 sama sekali.

Untuk beberapa kendaraan, mode eco ini bersifat otomatis tanpa tombol. Artinya, ketika pengemudi berkendara pada rpm optimal, maka logo ECO akan muncul, memberitahukan kepada pengemudi bahwa ia sedang berada pada tahap pengendaraan hemat bahan bakar, dan rendah emisi.







MICRO HYBRID DRIVE (MHD)
Sistem MHD pada smart Fortwo lebih simple. Penerapan teknologi ini berlaku untuk mengaktifkan sistem start/stop. Ada tambahan baterai agar sistem ini berjalan efektif dan tidak mengganggu sistem mesin dan kelistrikan pada umumnya.

Sama seperti start/stop lain, mesin akan mati ketika berada dalam keadaan berhenti, dan secara otomatis dan secara cepat akan menyala kembali saat pedal rem dilepas.

Sayangnya untuk kondisi Indonesia yang kerap ‘dihantui’ kemacetan, terutama untuk kota-kota besar, sistim MHD ini menyulitkan. Tidak seperti BMW atau Mercedes yang akan mematikan mesin seketika berhenti, MHD pada smart Fortwo sudah mematikan mesin saat mobil melaju dibawah 8 km/jam. Kondisi lalu lintas Jakarta ketika pulang kantor jam 5 sore sungguh tidak menyenangkan ketika keadaan merayap. Untungnya, tombol ini bisa diaktifkan.

Selain itu, kekurangan sistem ini ia juga akan mematikan pendingin udara dan hanya mengeluarkan angin semata, namun akan kembali menyala ketika mobil sudah mulai melaju. Berbeda dengan EfficientDynamics yang akan menyalakan mobil secara otomatis bila ia mendeteksi suhu di kabin sudah mulai panas walau mobil masih dalam keadaan berhenti. 








TURBOCHARGED STRATIFIED INJECTION (TSI)
Teknologi hemat berikutnya yang kami paparkan untuk Anda adalah TSI yang ditemui pada mobil Volkswagen. Bersama dengan teknisi Audi, VW mengembangkan teknologi mesin ramah lingkungan, fuel efficiency dan torsi yang melimpah.

TSI yang ada di Indonesia bisa ditemui pada model Golf 1.4. Hebatnya, mesin 1.400 cc ini menghasilkan torsi 200 Nm, artinya pada putaran rendah saja, ia sudah memberikan tenaga yang sangat memadai, hal ini berimbas kepada penggunaan bahan bakar yang minimal.

Volkswagen menerapkan teknologi Active Cylinder Management pada mesin TSI. Dari empat silinder yang digunakan, dua silindernya bisa ‘beristirahat’ ketika kendaraan melaju pada kecepatan tinggi dan tidak memerlukan tenaga yang banyak, dalam arti dua silinder bekerja maksimal, sementara silin­der 2 dan silinder 3 tidak mendapat pembakaran.

Perubahan ini sama sekali tidak dirasakan oleh pengemudi karena terjadi pada pembakaran mesin dan terjadi memang secara halus. Tak heran bila mesin 1.400 cc mampu menghasilkan konsumsi yang rendah, bahkan untuk kondisi Jakarta yang superpadat dan macet.








DUAL INJECTOR
Teknologi ini ada pada kepala silinder yang memberikan efisiensi bahan bakar lebih optimal. Salah satu produsen mobil yang menerapkan dual injector ini adalah Nissan.

Penggunaan dua injektor ini bermanfaat untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna dengan bahan bakar yang minim. Efisiensi pada bahan bakar ini juga diterapkan pada posisi injektor yang lebih dekat pada intake valve dengan semprotan lebih halus dan pembakaran lebih cepat.

Nissan menerapkan dual injector dan CVTC (Continuously Variable valve Timing Control) untuk menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih hemat.








VARIABLE VALVE
Katup variabel sudah lazim ditemui pada mobil-mobil masa kini, sepeti Toyota (VVT-i) atau Honda (i-VTEC). Sama dengan dual injector, katup variabel ini bertempat pada mesin.

Katup variable timing adalah teknologi yang mengatur waktu membuka dan menutup katup masuk (intake valve) bahan bakar secara elektronik sesuai kondisi mesin. Hal ini akan membuat pencampuran udara dan bahan bakar yang masuk kedalam mesin menjadi efisien sehingga akan menghasilkan tenaga yang besar, hemat bahan bakar, dan emisi yang rendah.

VVT-i (Variable Valve Timing - Intelligent) pada mesin Toyota merupakan serangkaian peranti untuk mengontrol penggerak camshaft yang menyesuaikan waktu bukaan katup dengan kondisi mesin, sehingga bisa didapat torsi optimal di setiap tingkat kecepatan. Sekaligus menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.

Pada mesin Toyota, sistim ini diaplikasikan pada katup masuk dan mampu menghilang­kan overlap. Yaitu peristiwa membukanya katup masuk dan buang secara bersamaan di akhir langkah pembuangan karena katup masuk baru akan membuka beberapa saat setelah katup buang menutup penuh. Logikanya, pada kondisi ini mesin tak perlu bekerja ekstra. Dengan tertutupnya katup buang, tak ada bahan bakar yang terbuang saat terisap ke ruang bakar. Konsumsi BBM jadi hemat dan mesin lebih ramah lingkungan.

Variable Valve Timing and Lift Electronic Controlled (VTEC) hasil inovasi Honda menampilkan mekanisme berbeda. Perbedaan utamanya adalah pada pergerakan katup masuknya. Pada mesin 16 valve, terdapat masing-masing dua katup masuk dan buang di tiap silinder.

VTEC diaplikasikan hanya pada katup masuk. Pada katup inilah pengontrol efisiensi mesin lebih berpengaruh. Asumsinya, proses pembuangan tidak memerlukan pembukaan katup variabel karena akan melancar­kan gas buang, kerja mesin menjadi semakin ringan.

Pada mesin VTEC, kedua katup masuk tidak selalu bergerak bersamaan. Sistem yang kompleks ini cukup dinikmati oleh pengemudi, dan tentu saja ramah di kantong dan ramah pula untuk lingkungan.

0 komentar:

Posting Komentar

lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang

Powered By Blogger

Translate

Pengikut

Facebook Badge

Like This Yow!!!